MEDIA INFORMASI INDEPENDEN || Kaba Salingka Nagari || News || Tutorial || Email:Berdinamikaofficial@gmail.com

Belajar Teknik dasar Fotografi: Fungsi Fitur White ballance dan cara pengaturannya

Apa yang dimaksud dengan white balance?

Menurut bahasa white balance artinya adalah keseimbangan warna. 

Lalu kenapa kita harus mengatur white balance pada kamera?
Hal ini karena keseimbangan warna yang ditangkap oleh kamera selalu berubah-ubah sesuai dengan temperatur warna yang dihasilkan oleh cahaya yang menimpa objek. 


Jadi jangan heran apabila sewaktu-waktu gambar yang kita ambil terlihat agak membiru, atau sewaktu-waktu gambar kita terlihat agak memerah.

Jadi, fungsi dari pengaturan white balance pada kamera adalah untuk mengmbalikan warna asli dari gambar yang kita ambil. Atau bisa juga untuk mendapatkan keseimbangan warna yang tepat yang sesuai dengan mood gambar yang dinginkan oleh si fotografer.

Lalu bagaimana cara memahami cara kerja dan pengaturan white balance?

Coba perhatikan gambar berikut


Dengan menggunkan white balance yang berbeda, gambar yang sama bisa menghasilkan keseimbngan warna yang berbeda. mulai dari gambar yang paling kiri menggunakan white balance Flourescent maka gambar terlihat lebih membiru, hingga yang paling kanan menggunkan white balance Tungsten, gambar terlihat menjadi lebih menguning atau orange. 

Pada beberapa Kamera cara seting white Balance diditentukan dengan menentukan Temperatur warna ( satuan Kelvin disingkat 'K') mulai dari 2000K memiliki warna hangat hingga 9000K memiliki warna Dingin.


Sedangkan pada pada beberapa kamera yang lain pengaturan white balance dipilih berdasarkan kondisi sumber cahaya yang kemudian disimbolkan dengan mode, diantaranya:


  • Auto –pada mode ini kamera memilih secara automatis keseimbangan warna yang tepat. pada keadaan tertentu mode ini memang menguntungkan karena kita tidak kehilangan waktu untuk mengatur white balance kamera, tapi pada  kondisi tertentu mode auto tidak bisa memberikan kesembangan cahaya yang sesuai dengan apa yang kita inginkan.
  • Tungsten –Mode ini biasa digunakan pada pengambilan indoor terutama yang menggunakan sumber cahaya lampu pijar.
  • Fluorescent – Mode ini juga digunakan untuk indoor tetapi lebih kepada pengguanaan sumber cahaya lampu Neon atau TTL
  • Daylight/Sunny – Mode ini digunakan pada pengambilan gambar outdoor terutama dengan menggunakan sumber cahaya dominan matahari 
  • Cloudy – Mode ini menggunakan sumbercahya matahri juga tapi tidak langsung. agar gmabar yang dihasilkan menjadi lebih hangat
  • Flash –Mode ketika kita menggunakan flas kamera langsung
  • Shade –Mode ini juga digunakan pada sinar matahari tidak langsung. akan tetapi kapasitas cahaya matahari masih bisa menerangi cahaya, seperti ketika tertutup dinding gedung, atau ditutupi oleh bangunan atau pohon.


Demikian penjelasan Tentang White ballance.
Semoga bermanfaat.






Share:

Tips Cara Membuat foto Potrait Hitam putih

Mengapa kita masih memilih foto dalam bentuk Hitam Putih dizaman digital saat ini dimana setiap kamera bisa menangkap jutaan warna. Hal ini bukan masalah teknologi, akan tetapi ini adalah masalah estetika. sebagaimana warna bisa memberikan sebuah gambar menjadi hidup begitu pula dengan hitam putih. tentu saja dengan pendekatan yang berbeda.

Apakah teman-taman pernah mendengar Istilah “If you want to shoot fashion, shoot in color, but if you want to shoot emotion, shoot in black and white.” Artinya jika kamu ingin shut fashion, shutlah dengan warna, Tapi apabila kamu ingin shut emosi, shutlah dengan hitam putih.

Walaupun saya tidak tahu siapa orang yang mengungkapkan ungkapan itu, namun saya sangat setuju.

Berikut ini tips tentang cara membuat foto potrait dalam jenis Hitam putih.

Mulailah dengan menghadirkan hitam putih dalam pikiran.

Bagi sebagian fotografer pilihan hitam dan putih adalah ide yang dimunculkan pada paska produksi, dengan mengandalkan editing di komputer. Berbeda dengan apabila kita memulainya dengan pikiran atau konsep yang direncanakan sebelum tombol shuter ditekan. Pengambilan foto hitam putih akan membutuhkan banyak elemen yang harus diperhatikan. Seperti  kontras tone, kontas pencahayaan, dan ekspresi wajah dari subjek yang diambil.

Jika kita belum memiliki gambaran awal tentang konsep potrait hitam putih maka sebaiknya gunakan seting kamera monokrom.

Mata memiliki peran yang sangat penting

Mata merupakan peran sentaral  dari subjek yang bisa mempengaruhi lingkungan disekitarnya. menjadikan mata sebagai titik fokus akan membuat gambar anda menjadi lebih tajam dan kuat.

Penekanan pada ekspresi.

Ekspresi wajah juga sangat penting dalam membuat potrait hitam putih. Ekspresi akan menampilkan emosi yang kuat terhadap subjek. Dengan mengubah sedikit saja ekspresi wajah maka akan menghasilkan gambar yang berbeda pula. Penekanan ekspresi itu bisa dilakukan pada banyak hal seperti mnegangkat sebelah alis, garis mata , sudut bibir dan lain sebagainya. 

Untuk menuntun subjek dalam berekspresi fotografer bisa meminta kesannya terhadap berbagal hal. misalnya dengan meminta kesan melalui kata-kata seperti, sedih, bahagia, serius dll.

Dapatkan kontras dan tone gambar dengan pencahayaan saat mengambil gambar.

kontras dan lembutnya gambar bisa di atur dengan menggunakan pencahayaan langsung pada objek. apabila kita ingin menghasilkan gambar berkontras tinggi maka kita bisa menggunakan cahaya yang kuat. Sedangkan untuk menghasilkan gambar yang lembut mak gunakan sumber cahaya yang lembut pula.

Subjek tertentu adakalanya memiliki dayatarik tertentu apabila diambil dengan hitam dan putih, tapi pada subjek yang lain tidak. keterampilan untuk memilih subjek membutuhkan cara bagaimana kita memandang semua elemen subjek menjadi elemen bentuk dan kontras. 


Share:

Belajar teknik dasar Fotografi 3: Belajar komposisi foto

Apa yang dimaksud dengan Komposisi?
Bagamana cara menggunakaan komposisi ?

Istilah komposisi ada pada seluruh bidang seni seperti musik, lagu, drama, begitu juga dengan fotografi.

Dalam fotografi Komposisi artinya adalah Penyusunan atau penempatan elemen-elemen yang ada didalam frame foto agar ide utama atau tujuan dari pengambilan foto tercapai. Penyusunan ini bisa dilakukan dengan pergerakan antara objek gambar atau subjek si pengambil gambar itu sendiri.

Untuk mendapatkan komposisi adakalanya seorang fotografer menunggu objeknya bergerak menuju tempat yang diinginkannya atau lewat instruksi dari fotografer itu sendiri. dilain waktu fotografer sendiri bergerak mencari posisi, mengubah angle foto dan melakukan croping terhadap frame gambar agar gambarnya terlihat padat dan manis.

Komposisi meruapakan cara untuk menuntun orang lain untuk melihat elemen yang paling penting yang ada didalam foto. Komposisi yang baik akan menciptakan sebuah karya walaupun terdapat kekurangan yang ada didalam foto seperti kelemahan objek dan lingkungan sekitarnya. sebaiknya buruknya komposisi akan membuat hasil foto kehilangan daya tarik meskipun objek dari foto sebenarnya sangatlah bagus. 

Melakukan kesalahan dalam komposisi berbeda dengan kesalahan pada setingan kamera seperti exposur atau white ballance. Apabila kita salah dalam melakukan setingan kamera, maka kita bisa memperbaikinya  pada post produksi lewat aplikasi komputer. Sedangkan kesalahan pada aspek komposisi, kita tidak bisa mengubahnya kecuali dengan melakukan cropping pada gambar, itu pun akan berhasil jika memang hasil foto yang kita inginkan lebih padat akan ada elemen elemen yang harus dibuang. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk merencanakan komposisi foto sebelum memencet tombol shutter kamera.

Beberapa elemen yang sangat kuat mempengaruhi komposi adalah:
  • Focal leng dan aperture.
    Pengambilan gambar dengan apertur luas akan mengecilkan area fokus gambar sehingga objek fokus menjadi dominan. Sedangkan dengan apertur sempit pengaburan gambar menjadi berkurang, sehingga setiap elemen menjadi tampak lebih jelas. Dalam hal ini pemilihan elemen foreground dan backround menjadi penting untuk di perhatikan
  • Pencahayaan dan shadow (bayangan).
    Pencahayaan akan mengarahkan orang lain kepada hal yang lebih jelas untuk dilihat dan shadow akan mengarahkan aspek lain yang tersembunyi dibalik objek yang dominan.
  • Warna dan tone gambar.
    Penempatan dan pemilihan warna akan membuat komposisi menjadi menarik, atau malah sebaliknya. inti utamanya adalah tujuan dari objek gambar bisa tercapai.
  • Angle kamera.
    Angel kamera bisa mengubah komposisi gambar sangat drastis. dengan mengubah angel kamera fotografer bisa menampilkan gambar dengan mengikuti aturan garis, diagonal, simetris, dan bentuk geometri lainnya. sehingga hasil foto menjadi lebih menarik.
  • Croping.
    Croping bertujuan memilih luas frame foto yang kita inginkan agar fill frame atau isi foto bisa sesuai dengan tujuan pengambilan gambar. pada proses croping fotografer memilih objek yang akan di jadikan fill frame dan elemen mana yang harus dibuang.

Sekian dulu sedikit penjelasn tentang hal mendasar dalam komposisi gambar.
Semoga bisa membantu.

Terimakasih sudah membaca artikel pada blog ini.






Share:

10 Tips bagi fotografer pemula

10 Tips bagii fotografer pemula


1. Jangan terlalu berambisi untuk segera memiliki peralatan yang Mahal, kecuali jika memang anda punya uang berlebih. memulai mengambil gambar yang banyak dengan kamera yang murah akan memberikan pengalaman kepada anda untuk memilih, kearah mana kamera anda akan anda Upgrade.

2. Pertimbangkan untuk selalu menggunakan tripot, walaupun tripot murah. terutama jika anda memiliki tangan yang mudah gemetar. dengan menggunakan tripot akan memberikan kepuasan tersendiri kepada anda terhadap hasil gambar karena terlepas dari masalah teknis mengmbil gambar. anda bisa fokus untuk belajar untuk setingan kamera dan komposisi kamera. terutama jika harus menggunakan low speed.

3. Selalu dekatkan kamera anda  kemanapun anda pergi. dengan menyederhanakan perlatan yang bisa anda bawa, misalkan kedalam sebuah tas kecil. sewaktu-waktu anda mungkin akan sangat beruntung karena anda anda bisa mengabadikan momen berharga yang tak pernah diduga.

4. Buatlah daftar gambar yang ingin anda dapatkan secara berkala. setidaknya  ada sebuah catatan kecil dimana anda bisa mencatat setiap detil obejk yang ingin anda ambil ketika anda sedang bepergian. jadi anda bisa kembali sewaktu-waktu, atau mungkin pada hari yang sama.

5. Jangan pernah mengabaikan sebuah objek apapun itu. mungkin kamu tidak tertarik untuk melihat buku yang bertebaran di meja kerjamu, di halaman rumahmu yang berantakan. tapi bisa jadi ada trik yang menarik yang bisa kamu gunkan untuk menangkap pencahayaan yang menarik atau close up objek yang membuat mu terpukau setelah melihatnya di dalam kameramu.

6. Nikmati prosesmu sebagai seorang yang selalu belajar. jangan pernah berhenti belajar. karena bagi  seorang fotografer segala sesuatu adalah peluang untuk menciptakan keindahan yang belum pernah terlihat oleh orang lain.

7. biasakan untuk melihat hasil foto orang lain yang lebih bagus dari anda. karena dari situ anda akan belajar banyak hal. terutama untuk memperbaiki hasil foto yang anda dapatkan atau peluang baru yang belum pernah anda coba selama ini.

8.Pelajarilah lebih dalam setingan kameramu dengan banyak bereksperimen dan membaca tutorialnya baik secara online maupun ofline. cobalah mengambil gambar dengan setingan yang berbeda. mungkin anda akan menemukan hasil gambar yang lebih baik yang belum anda ketahui.

9.Renacanakan dan lakukan pengambilan gamabr secara rutin dan berkala. Untuk menjadi seorang fotografer yang baik maka anda harus memiliki motivasi yang besar untuk  memberikan waktu anda untuk terus latihan secara rutin.

10.Jangan pernah takut untuk bereksperimen. Apalagi kamera yang anda gunakan adalah kamera digital. Jadi anda tidak perlu mengeluarkan biaya terhadap pengambilan gambar yang salah. Anda hanya cukup mencoba lagi dan terus mencoba...

Terima Kasih telah membaca tips pada blog ini.
Selamat Mencoba...!






Share:

Belajar teknik Dasar Fotografi: Fungsi fitur ISO pada kamera dan cara pengaturannya

Aneh memang jika kita harus mengambil gambar digital yang bagus untuk setiap kondisi tetapi kita tidak mengetahui tentang apa itu ISO dan bagaimana cara ISO bekerja. ISO adalah salah satu dari 3 pilar fotografi yang dikenal dengan "segitiga Exposur". jadi bagaimana akan membangun jika tiangnya saja kita tidak tahu.

Apa itu ISO?

ISO menurut istilah umum adalah tingkat sensitifitas kamera untuk bisa menangkap cahaya. Pada ISO rendah maka sensitifitas kamera berkurang, sedangkan pada ISO tinggi sensitifitas kemera bertambah.

Komponen kamera yang bisa mengubah tingkat sensitifitas kamera disebut sensor gambar. Sensor ini adalah komponen yang paling penting serta paling mahal dari seluruh komponen kamera dan berfungsi untuk mengumpulkan cahaya kemudian mentransformasikannya menjadi gambar.

Setiap kamera memiliki Nilai ISO dasar. Pada kamera Nikon D5100 ISO dasarnya adalah 200 sedangkan pada sebagian besar Canon memiliki ISO dasar 100. Nilai ISO dasar ini adalah ISO dimana qualitas gambar terbaik dapat kita capai. dan kita sangat dianjurkan untuk tetap bertahan pada ISO ini, walaupun hal itu tentunya tidak mungkin. terutama pada saat cahaya kurang seperti saat malam hari.

Range ISO Normal adalah berkisar antara 200 hingga 1.600. Pada saat sekarang range ISO terendah bisa mencapai 50 sedangkan tertinggi pada 204.800 .

Menggunkan ISO rendah pada saat cahaya kurang maka kita harus menggunakan lampu. Apabila tidak memungkinkan maka solusinya adalah dengan menaikkan ISO. Kelemahan disaat menggunakan ISO tinggi adalah timbulnya Noise atau bintik-bintik pada gambar. Silahkan lihat gambar.

Pengaturan  ISO yang tepat juga di pengaruhi oleh Speed atau kecepatan rana yang kita butuhkan. Apabila pada kecepatan standar misalkan S 1/60 kita menggunakan ISO 800, maka untuk keperluan tertentu kita harus mengambil S 1/240, maka ISO yang tepat kita gunakan adalah dengan menaikkan ISO sebanding dengan penambahan nilai speed yakni 800x 4 = 3200. ( merubah kecepatan Rana relatif kita butuhkan terutama saat mengambil gambar objek yang bervariasi antara diam dan bergerak.) untuk itu seting ISO yang tepat akan menghasilkan eksposur yang bagus untuk gambar.





Begitu juga disaat kita harus mnggunakan speed rendah (low Speed) solusinya adalah dengan menurunkan ISO sebanding dengan penurunan Speed kamera.

Menentukan ISO yang tepat memang butuh sedikit waktu dan percobaan, apalagi bagi para pemula.  tentu ini akan menjadi kendala tersendiri dilapangan. Tapi kita tidak perlu khawatir, karena saat ini kamera keluaran terbaru umumnya memiliki fitur Auto ISO, tinggal kita menetapkan batas maksimum ISO yang ingin kita gunakan. misal 1600, 3200 dsb.maka kamera akan mengatur ISO secara automatis. akan tetapi dengan semakin banyak belajar dan praktek maka seseorang akan semakin lama semakin piawai dan cekatan dalam menutak-atik kamera.






Share:

MENGENAL PERALATAN FOTOGRAFI



ALAT BANTU PEMOTRETAN

a. Filter
Sesuai dengan namanya alat ini cara kerjanya sama seperti filter pada umumnya yaitu sebagai penyaring, jika di dalam rokok berguna menyaring asap tapi disini filter berfungsi menyaring cahaya yang masuk sehingga menimbulkan efek-efek yang kita inginkan. Penggunaannya dengan cara dipasang  diujung  lensa. Bentuk filter ada  dua  yaitu square (kotak) dan circle (bulat). Jika menggunakan filter square, kita harus menambahkan ring khusus  di depan lensa. Untuk penggunaanfilter yang bentuknya bulat, kita harus memperhatikan diameter dari lensa kamera yang kita gunakan.  Macam – macam filter dan kegunaannya antara lain :

  • a.       filter PL, memekatkan warna dan menghilangkan refleksi
  • b.      filter UV, mengurangi sinar ultra violet.
  • c.       filter ND (natural density), mengurangi contrast.
  • d.      filter warna, memberi efek warna.
  • e.       filter soft, melembutkan objek.
  • f.       filter diffuser, hampir sama dengan filter soft, tapi lebih halus.
  • g.      filter cross, memberi efek cross/silang pada sumber cahaya.
  • h.      filter multi image, memberi efek multi image.
  • i.        filter multi expose, digunakan dalam pemotretan multi expose.
  • j.        filter gradasi, memberi efek gradasi warna

b. Tudung Lensa
Alat yang dipasang pada lensa ini berfungsi menghilangkan cahaya/sinar yang tidak diinginkan masuk kedalam lensa karena cahaya tersebut biasanya dapat menyebabkan flare pada hasil pemotretan. Flaredapat merusak hasil foto karena menurunkan kontras dan mengurangi saturasi warna.  Alat ini sangat berguna terutama pada pemotretan yang berhadapan langsung dengan arah datangnya cahaya.

c. Tripod
Tripod atau biasa disebut kaki tiga berfungsi sebagai peyangga kamera saat pemotretan agar kamera tidak mengalami guncangan (shaking). Biasanya digunakan pada pemotretan yang menggunakan kecepatan (speed ) rendah/lambat dan untuk menopang lensa-lensa panjang.
d. Monopod
Mempunyai fungsi yang sama dengan tripod tetapi hanya bentuknya yang berbeda yaitu hanya satu kaki sehingga lebih praktis.

e. Kabel Release
Bentuknya hampir seperti injeksi yang lentur berfungsi untuk menghindari goncangan saat shutterditekan karena saat memakai alat ini kita tidak perlu menekan shutter secara langsung. Penggunaannya dipasang pada soket kabel release yang biasanya terdapat pada tombol shutter. Biasanya ini soulmate-nya tripod dan biar penggunaan tripod lebih afdol.

f. Background
Kain atau latar belakang yang digunakan untuk pemotretan studio dengan berbagai macam gambar, pola dan warna.

g. Stand Background
Alat penyangga background, dan dalam penggunaannya paling tidak ada 2 stand. Alat ini bisa dinaik – turunkan sesuai kebutuhan.


ALAT BANTU PENCAHAYAAN

a.       Flash atau Blitz
Diperlukan dalam pemotretan apabila cahaya yang ada dirasa kurang/ minim, misalnya pemotretan pada malam hari. Meskipun demikian, tidak diharamkan bagi kita untuk menggunakan flash pada siang hari, saat cahaya yang ada sudah cukup banyak/terang. Penggunaan flash pada siang hari biasanya untuk fill in. Sumber tenaga flash berasal dari baterai. Flash dapat digunakan sesuai dengan kekuatannya, jaraknya, hingga fasilitas lebih yang dimilikinya.

b.      Slave Unit
Dapat disebut sebagai alat sensor. Cara kerja slave unit adalah menangkap cahaya dari main light(sumber cahaya utama) untuk kemudian menyalakan sumber cahaya lainnya yang terhubung dengan slave unit tersebut.

c.       Sincro Cable/Kabel Sinkro
Kabel yang digunakan untuk membantu menyalakan flash tambahan atau sumber cahaya pemotretan yang lain. Cara penggunaan kabel sinkro yaitu dengan cara menghubungkannya dari sumber cahaya tambahan ke body kamera.
d.      Holder atau Braket
Alat ini digunakan jika kita merasa perlu menggunakan flash tambahan. Holder berfungsi sebagai penyangga flash tambahan dan slave unit. Penggunaannya dengan cara dipasang pada body kamera.

e.       Strobo atau Strobe
Alat ini hampir mirip dengan flash, tapi bentuknya lebih besar dan cahaya yang dihasilkan juga lebih besar. Strobo dapat menyimpan cahaya dengan sumber tenaga yang berasal dari tenaga listrik AC atau baterai kering. Strobo memiliki sensor yang dapat menangkap main light sumber cahaya utama. Jadi strobo akan menyala secara otomatis ketika ada main light yang dinyalakan.  Jika tidak menggunakan main light, strobo dapat diaktifkan dengan cara menghubungkan kabel sinkro langsung dari strobo ke kamera. Ukuran kekuatan cahaya yang dihasilkan strobo dapat kita atur sesuai selera kita. Alat ini lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor.

f.       AC Slave
Hampir mirip dengan strobo cara kerja dan penggunaannya. Tetapi sifat arah cahaya dari AC Slave lebih melebar atau menyebar ke segala arah.

g.      Snoot
Alat ini berfungsi mengarahkan cahaya pada satu titik agar tidak menyebar/terpusat. Bentuk snoot menyerupai corong dan juga lebih banyak digunakan untuk pemotretan studio/indoor. Biasanya juga digunakan untuk pemotretan double dan multi expose.

h.      Payung Reflektor
Sifat cahaya yang dihasilkan lebih luas sehingga bayangan dan cahaya keseluruhan menjadi lebih lembut. Payung reflektor memiliki bermacam-macam warna. Warna standardnya putih, tapi ada juga yang berwarna perak (menghasilkan cahaya yang lebih kuat) dan emas(menghasilkan cahaya yang hangat) . Sumber cahaya alat ini berasal dari strobo.

i.        Reflektor
Digunakan untuk memberi cahaya tambahan yang merupakan pantulan cahaya dari main light. Biasanya berbentuk bundar dan kotak. Pada umumnya memiliki 3 warna yaitu putih, perak dan emas. Kita juga dapat menggunakan sehelai  kain putih, styrofoam dan kertas mengkilap sebagai reflektor yang berguna pada saat pemotretan.

j.        Soft Box
Sebuah kotak yang terbuat dari kain dengan kedudukan atau rangka yang berbentuk seperti pyramid. Cahaya yang dihasilkan softbox lebih lembut daripada cahaya yang dihasilkan payung reflektor maupun reflektor. Softbox memiliki bermacam-macam ukuran(semakin besar ukurannya semakin lembut cahaya yang dihasilkan). Sumber cahaya Soft Box juga berasal dari strobo.

k.      Barndoors
Berbentuk segi empat dan bewarna gelap. Biasanya dipasang pada soft box. Kegunaan dari barndoors adalah untuk mengarahkan cahaya yang keluar dari sumber cahaya.
l.        Honeycomb/Sarang Tawon
Alat ini sejenis dengan filter dan bentuknya bundar seperti sarang tawon, tapi dipasang pada lampu/sumber cahaya. Berfungsi untuk menghaluskan cahaya yang jatuh ke arah obyek..

m.    Light Stand
Alat yang digunakan untuk menyangga lampu studio.

n.      Flash Meter
Berfungsi sebagai pengukur kekuatan sumber cahaya dalam pemotretan indoor atau outdoor. Alat ini lebih akurat daripada light meter yang ada pada kamera.

o.      Infrared Sender
Mengirimkan sinar infrared untuk memancing nyala flash atau lampu studio

p.      Trigger
Menyalakan flash/lampu studio dengan gelombang elektro
Share:

Spesifikasi Lengkap Kamera DSLR Nikon D5300

Spesifikasi Lengkap Kamera DSLR Nikon D5300


Type
Type of cameraSingle-lens reflex digital camera
Lens mountNikon F mount (with AF contacts)
Effective angle of viewNikon DX format; focal length equivalent to approx. 1.5x that of lenses with FX-format angle of view
Effective pixels
Effective pixels24.2 million
Image sensor
Image sensor23.5 x 15.6 mm CMOS sensor
Total pixels24.78 million
Dust-reduction systemImage sensor cleaning, Image Dust Off reference data (optional Capture NX 2 software required)
Storage
Image size (pixels)6000 x 4000 [L]
4496 x 3000 [M]
2992 x 2000 [S]
File formatNEF (RAW): 12 or 14 bit, compressed
JPEG: JPEG-Baseline compliant with fine (approx. 1:4), normal (approx. 1:8), or basic (approx. 1:16) compression
NEF (RAW)+JPEG: Single photograph recorded in both NEF (RAW) and JPEG formats
Picture Control SystemStandard, Neutral, Vivid, Monochrome, Portrait, Landscape; selected Picture Control can be modified; storage for custom Picture Controls
MediaSD (Secure Digital) and UHS-I compliant SDHC and SDXC memory cards
File systemDCF (Design Rule for Camera File System) 2.0, DPOF (Digital Print Order Format), Exif (Exchangeable Image File Format for Digital Still Cameras) 2.3, PictBridge
Viewfinder
ViewfinderEye-level pentamirror single-lens reflex viewfinder
Frame coverageApprox. 95% horizontal and 95% vertical
MagnificationApprox. 0.82x (50 mm f/1.4 lens at infinity, -1.0 m-1)
Eyepoint18 mm (-1.0 m-1; from center surface of viewfinder eyepiece lens)
Diopter adjustment-1.7 to +1.0 m-1
Focusing screenType B BriteView Clear Matte Mark VII screen
Reflex mirrorQuick return
Lens apertureInstant return, electronically controlled
Lens
Compatible lensesAutofocus is available with AF-S and AF-I lenses. Autofocus is not available with other type G and D lenses, AF lenses (IX NIKKOR and lenses for the F3AF are not supported), and AI-P lenses. Non-CPU lenses can be used in mode     , but the camera exposure meter will not function; the electronic rangefinder can be used with lenses that have a maximum aperture of f/5.6 or faster
Shutter
TypeElectronically controlled vertical-travel focal-plane shutter
Speed1/4000 to 30 s in steps of 1/3 or 1/2 EV, bulb, time
Flash sync speedX=1/200 s; synchronizes with shutter at 1/200 s or slower
Release
Frame advance rateContinuous low speed  Up to 3 fps
Continuous high speed Up to 5 fps (JPEG and 12-bit NEF/RAW) or 4 fps (14-bit NEF/RAW)
Note: Frame rates assume continuous-servo AF, manual or shutter priority auto exposure, a shutter speed of 1/250 s or faster, Release selected for Custom Setting a1 (AF-C priority selection), and other settings at default values
Self-timer2 s, 5 s, 10 s, 20 s; 1 to 9 exposures
Exposure
Metering modeTTL exposure metering using 2016-pixel RGB sensor
Metering methodMatrix: 3D color matrix metering II (type G, E and D lenses); color matrix metering II (other CPU lenses)
Center-weighted: Weight of 75% given to 8-mm circle in center of frame
Spot: Meters 3.5-mm circle (about 2.5% of frame) centered on selected focus point
RangeMatrix or center-weighted metering: 0 to 20 EV
(ISO 100, f/1.4 lens, 20°C/68°F)Spot metering: 2 to 20 EV
Exposure meter couplingCPU
Exposure compensationCan be adjusted by -5 to +5 EV in increments of 1/3 or 1/2 EV inPSA and M modes
Exposure bracketing3 shots in steps of 1/3 or 1/2 EV
ISO sensitivityISO 100 to 12800 in steps of 1/3 EV. Can also be set to approx. 0.3, 0.7, or 1 EV
(Recommended Exposure Index)(ISO 25600 equivalent) above ISO 12800; auto ISO sensitivity control available
Active D-LightingAuto, extra high, high, normal, low, off
ADL bracketing2 shots
Focus
AutofocusNikon Multi-CAM 4800DX autofocus sensor module with TTL phase detection, 39 focus points (including 9 cross-type sensor), and AF-assist illuminator (range approx. 0.5 to 3 m/1 ft 8 in. to 9 ft 10 in.)
Detection range-1 to +19 EV (ISO 100, 20°C/68°F)
Lens servoAutofocus (AF): Single-servo AF (AF-S); continuous-servo AF (AF-C); auto AF-S/AF-C selection (AF-A); predictive focus tracking activated automatically according to subject status
Manual focus (MF): Electronic rangefinder can be used
Focus pointCan be selected from 39 or 11 focus points
AF-area modesSingle-point AF, 9-, 21- or 39-point dynamic-area AF, 3D-tracking, auto-area AF
Flash
Guide numberApprox. 12/39, 13/43 with manual flash (m/ft, ISO 100, 20°C/68°F)
Flash controlTTL: i-TTL flash control using 2016-pixel RGB sensor is available with built-in flash and SB-910, SB-900, SB-800, SB-700, SB-600 or SB-400, or SB-300; i-TTL balanced fill-flash for digital SLR is used with matrix and center-weighted metering, standard i-TTL flash for digital SLR with spot metering
Flash modesAuto, auto with red-eye reduction, auto slow sync, auto slow sync with red-eye reduction, fill-flash, red-eye reduction, slow sync, slow sync with red-eye reduction, rear-curtain with slow sync, rear-curtain sync, off
Flash compensation-3 to +1 EV in increments of 1/3 or 1/2 EV
Flash-ready indicatorLights when built-in flash or optional flash unit is fully charged; flashes after flash is fired at full output
Accessory shoeISO 518 hot-shoe with sync and data contacts and safety lock
Nikon Creative LightingAdvanced Wireless Lighting supported with SB-910, SB-900, SB-800 or SB-700 as a master flash or SU-800 as commander; Flash Color Information Communication supported with all CLS-compatible flash units
System (CLS)
Sync terminalAS-15 Sync Terminal Adapter (available separately)
White balance
White balanceAuto, incandescent, fluorescent (7 types), direct sunlight, flash, cloudy, shade, preset manual, all except preset manual with fine-tuning
White balance bracketing3 shots in steps of 1
Live View
Lens servoAutofocus (AF): Single-servo AF (AF-S); full-time servo AF (AF-F)
Manual focus (MF)
AF-area modesFace-priority AF, wide-area AF, normal-area AF, subject-tracking AF
AutofocusContrast-detect AF anywhere in frame (camera selects focus point automatically when face-priority AF or subject-tracking AF is selected)
Automatic scene selectionAvailable in Auto and Auto [Flash Off] modes 
Retouch menuD-Lighting, Red-eye correction, Trim, Monochrome, Filter effects, Color balance, Image overlay, NEF(RAW) processing, Resize, Quick retouch, Straighten, Distortion control, Fisheye, Color outline, Color sketch, Perspective control, Miniature effect, Selective color, Edit movie, Side-by-side comparison
Movie
MeteringTTL exposure metering using main image sensor
Metering methodMatrix
Frame size (pixels) and frame rate1920 x 1080; 60p (progressive)/50p/30p/25p/24p, ★high/normal
1280 x 720; 60p/50p, ★high/normal
640 x 424; 30p/25p, ★high/normal
Frame rates of 30p (actual frame rate 29.97 fps) and 60p (actual frame rate 59.94 fps) are available when NTSC is selected for video mode; 25p and 50p are available when PAL is selected for video mode; actual frame rate when 24p is selected is 23.976 fps
File formatMOV
Video compressionH.264/MPEG-4 Advanced Video Coding
Audio recording formatLinear PCM
Audio recording deviceBuilt-in or external stereo microphone; sensitivity adjustable
Maximum length29 min. 59 s (20 min. in 1920 x 1080; 60p/50p, 3 min. in miniature mode)
ISO sensitivityISO 100 to 12800; can also be set to approx. 0.3, 0.7, or 1 EV (ISO 25600 equivalent) above ISO 12800
Monitor
Monitor8.1-cm/3.2-in.(3:2), approx. 1037k-dot (720 x 480 x 3 = 1,036,800 dots), vari-angle TFT monitor with 170° viewing angle, approx. 100% frame coverage, and brightness adjustment
Playback
PlaybackFull-frame and thumbnail (4, 12, or 80 images or calendar) playback with playback zoom, movie playback, photo and/or movie slide shows, histogram display, highlights, auto image rotation picture rating, and image comment (up to 36 characters)
Interface
USBHi-Speed USB
Video outputNTSC, PAL
HDMI outputType C mini-pin HDMI connector
Accessory terminalWireless remote controllers: WR-1, WR-R10 (available separately)
Remote cord: MC-DC2 (available separately)
GPS units: GP-1/GP-1A (available separately)
Audio inputStereo mini-pin jack (3.5-mm diameter); supports optional ME-1 Stereo Microphone
Wireless
StandardsIEEE 802.11b, IEEE 802.11g
Communications protocolsIEEE 802.11b: DSSS/CCK
IEEE 802.11g: OFDM
Operating frequency2412 to 2462 MHz (channels 1 to 11)
Range (line of sight)Approximately 30 m/98 ft (assumes no interference; range may vary with signal strength and presence or absence of obstacles)
Data rate54 Mbps; maximum logical data rates according to IEEE standard; Actual rates may differ
SecurityAuthentication: Open system, WPA2-PSK
Encryption: AES
Wireless setupSupports WPS
Access protocolsInfrastructure
Location data
Receiving frequency1575.42 MHz (C/A code)
GeodesicsWGS84
Supported languages
Supported languagesArabic, Bengali, Chinese (Simplified and Traditional), Czech, Danish, Dutch, English, Finnish, French, German, Greek, Hindi, Hungarian, Indonesian, Italian, Japanese, Korean, Norwegian, Persian, Polish, Portuguese (Portugal and Brazil), Romanian, Russian, Spanish, Swedish, Tamil, Thai, Turkish, Ukrainian, Vietnamese
Power source
BatteryOne EN-EL14a Rechargeable Li-ion Battery
AC adapterEH-5b AC Adapter; requires EP-5A Power Connector (available separately)
Tripod socket
Tripod socket1/4 in. (ISO 1222)
Dimensions/weight
Dimensions (W x H x D)Approx. 125 x 98 x 76 mm (49.2 x 3.9 x 3 in.)
WeightApprox. 530 g/1 lb 2.7 oz with battery and memory card but without body cap; approx. 480 g/1 lb 0.9 oz (camera body only)
Operating environment
Temperature0 to 40°C/32 to 104°F
Humidity85% or less (no condensation)
Accessories
Supplied accessories (may differ by country or area)EN-EL14a Rechargeable Li-ion Battery, MH-24 Battery Charger, DK-5 Eyepiece Cap, DK-25 Rubber Eyecup, UC-E17 USB Cable, EG-CP16 Audio Video Cable, AN-DC3 Camera Strap, BF-1B Body Cap, BS-1 Accessory Shoe Cover, ViewNX 2 CD-ROM
Share:

Dasar-dasar SInematografi



Apa itu sinematografi?

Menurut Wikipedia, Sinematografi berasal dari bahasa Yunani: kinema - κίνημα "gerakan" dan graphein - γράφειν "merekam". jadi artinya adalah pengaturan pencahayaan dan kamera ketika merekam gambar fotografis untuk suatu sinema. 

Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide (dapat mengemban cerita).

Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka peralatannya pun mirip. Perbedaannya, peralatan fotografi menangkap gambar tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar. Penyampaian ide pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi memanfaatkan rangkaian gambar. Jadi sinematografi adalah gabungan antara fotografi dengan teknik perangkaian gambar atau dalam sinematografi disebut montase (montage).

Film adalah gambar-hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Film juga sebenarnya merupakan lapisan-lapisan cairan selulosa, biasa di kenal di dunia para sineas sebagai seluloid. Pengertian secara harafiah film (sinema) adalah Cinemathographie yang berasal dari Cinema + tho = phytos (cahaya) + graphie = grahp (tulisan = gambar = citra), jadi pengertiannya adalah melukis gerak dengan cahaya. Agar kita dapat melukis gerak dengan cahaya, kita harus menggunakan alat khusus, yang biasa kita sebut dengan kamera.

Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda (termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera, dan/atau oleh animasi. Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya. Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut bersama cairan pengembang (developer).

Definisi Film Menurut UU 8/1992, adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan/atau lainnya;

Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka cahaya. Media peka cahaya ini sering disebut selluloid. Dalam bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulan cahaya yang tertangkap lensa. Pada generasi berikutnya fotografi bergeser padapenggunaan media digital elektronik sebagai penyimpan gambar.

Dalam bidang sinematografi perihal media penyimpan ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Berturut-turut dikenal media penyimpan selluloid (film), pita analog, dan yang terakhir media digital (pita, cakram, memori chip). Bertolak dari pengertian ini maka film pada awalnya adalah karya sinematografi yang memanfaatkan media selluloid sebagai penyimpannya.

Sejalan dengan perkembangan media penyimpan dalam bidang sinematografi, maka pengertian film telah bergeser. Sebuah film cerita dapat diproduksi tanpa menggunakan selluloid (media film). Bahkan saat ini sudah semakin sedikit film yang menggunakan media selluloid pada tahap pengambilan gambar. Pada tahap pasca produksi gambar yang telah diedit dari media analog maupun digital dapat disimpan pada media yang fleksibel. Hasil akhir karya sinematografi dapat disimpan Pada media selluloid, analog maupun digital.









Share:

Tips Membuat Foto Siluet Dengan Kamera Digital atau DSLR

tips-membuat-foto-siluet-dengan-kamera


Pada postingan fotografi kali ini kita akan membahas tentang tips bagaimana cara membuat foto siluet dengan kamera Digital atau DSLR.

Sebelum membahas lebih lanjut, alangkah baiknya kita memahami terlebih dahulu apa pengertian dari siluet. Siluet berasal dari kata bahasa 'Silhoutte' yang artinya adalah gambar sebuah objek yang ditampilkan dengan sebuah warna yang utuh, umumnya berwarna hitam, dan menggambarkan garis besar dari bentuk objek tersebut.

Adapun cara membuat gambar siluet bisa dilakukan dengan memotret secara langsung atau juga bisa dengan menggunakan photoshop.

Agar dapat menghasilkan gambar siluet dengan memotret secara langsung maka yang harus kita lakukan adalah dengan menempatkan sumber cahaya berada di belakang objek atau dikenal dengan Backlight. 

Apabila kita menggunakan sumber cahaya matahari maka waktu yang tepat untuk mengambilnya adalah pada saat metahari sejajar dengan objek tepatnya pagi atau sore hari. Semakin kuat cahaya backlight yang dihasilkan maka akan semakin kuat pula kontras antara objek dengan backgroundnya sehingga gambar yang didapat adalah garis besar bayangan objeknya saja.

Selain itu, gambar siluet juga bisa diambil di dalam ruangan dengan menggunakan sumber cahaya backlight dari cahaya diluar jendela, atau menggunakan lampu meja yang sejajar dengan objek. sedapat mungkin hindari cahaya dari depan objek, kecuali anda ingin memberikan sedikit cahaya lembut pada bagian sisi samping objek menggunakan fill light.

Selamat Mencoba

Share:

Cara Pengaturan seting Kamera DSLR Nikon D3100

Cara pengaturan seting kamera DSLR Nikon D3100


Untuk memulai belajar pengaturan seting kamera DSLR Nikon D3100  tergantung dengan tujuan dari penggunaan dan situasi objek yang ingin diambil. berikut ulasan singkatnya:
  • Pengaturan Mode Exposur kamera.
Langkah awal menentukan  pengaturan adalah dengan cara memilih pengaturan ISO kamera, apakah anda akan menjadikan ISOnya automatis, atau anda ingin nilai ISOnya bisa anda tetapkan sendiri secara manual.
Lngkah selanjutnya adlaah dengan Memilih mode pengaturan :
      1. Mode Programable Priority(P).mode ini adalah mode pengaturan dimana Apertur dan Speed kamera di atur secara Automatis. 
      2. Mode Apertur Priority (A). Mode ini adalah dimana anda menetapkan sendiri nilai Apertur atau bukaan kamera sedangkan speed ditetapkan secara Automatis oleh kamera. 
      3. Mode Speed Priority (S). pada mode ini anda harus menetapkan nilai Speed atau kecepatan rana kamera secara manual. Sedangkan Aperture kamera diatur secara Autimatis.
      4. Mode Manual. pada mode manual maka Apertur, Speed dan ISO kamera diatur secara manual oleh anda.
  • Pengaturan Fokus
Pengaturan fokus kamera memiliki 2 pilihan yaitu manual atau automatis. Anda bisa memilihnya pada kunci yang ada pada lensa kamera. 
Pada pilihan fokus kamera secara Automatis juga terdiri atas 2, yaitu AF-single atau AF-continous. apabila anda memilih AF-single maka fokus kamera bekerja satu kali saat anda menahan tombol fokus. sedangkan pada AF-continous maka fokus kamera akan terus bekerja mengikuti objek yang telah anda fokuskan. 



Share:

Istilah dasar dalam dunia fotografi

Istilah dasar dalam dunia fotografi

Fotografi adalah salah satu bagian dari dunia seni yang sangat erat kaitannya dengan dunia digital. Dimana  fotografi memiliki banyak  istilah dasar yang unik dan belum dikenal secara umum oleh masyarakat awam. oleh sebab itu bagi seorang fotografer pemula haruslah mengetahui arti dari istilah-istilah tersebut.

Istilah dalam fotografi diantaranya adalah
berkaitan dengan fitur kamera:
  • Aperture, adalah besarnya bukaan pada lensa kamera
  • Speed, adalah berapa lama waktu yang digunakan kamera untuk menangkap gambar
  • ISO, adalah besar sensitifitas sensor kamera untuk mengkap cahaya yang masuk
  • White ballance. adalah temperatur warna pada gambar
  • Shuter. adalahtombol yang digunakan untuk mengambil gambar
  • Exposur adalah tingkat pencahayaan pada gambar. low exposur atau hig exposur
  • Auto focus, adalah fokus kemera yang diseting secara automatis oleh lensa kamera
  • Manual fokus adalah fokus kamera yang diseting secara manual pada lensa
  • Vibration reduction adalah fitur kamera yang berguna untuk mengurangi goyangan kamera saat mengambil gambar
  • focal lengt. adalah kedalaman jarak fokus antara objek dengan foreground dan background
  • Bracketing,adalah fitur kamera yang berfungsi untuk mengatur pengubahan eksposur kamera pada 2 kali pengambilan gambar atau lebih
  • High Dynamc Range, fitur kamera yang berguna untuk menggabungkan 2 buah exposur yang berbeda pada sebuah gambar dengan 2 kali pengambilan gambar atau lebih
  • Active D-Lighting adalah fitur kamera yang berguna untuk mengatur penchayaan gambar sehingga gambar terlihat lebih jelas 
  • metering. adalah pengaturan kamera untuk menentukan jenis exposur berdasarkan titik, atau area
  • flash compensation adalah  kompensasi kamera dalam memilih tingkat cahaya yang dikeluarkan lampu kamera berdasarkan keinginan si pemakai.
  • exposure compenstion adalah kompensasi kamera dalam memilih tingkat pencahayaan pada gambar berdasarkan keinginan si pemakai
Share:

Tips Memulai Bisnis Fotografi Wedding

Istilah dasar dalam dunia fotografi

Fotografi adalah salah satu bagian dari dunia seni yang sangat erat kaitannya dengan dunia digital. Dimana  fotografi memiliki banyak  istilah dasar yang unik dan belum dikenal secara umum oleh masyarakat awam. oleh sebab itu bagi seorang fotografer pemula haruslah mengetahui arti dari istilah-istilah tersebut.

Istilah dalam fotografi diantaranya adalah
berkaitan dengan fitur kamera:
  • Aperture, adalah besarnya bukaan pada lensa kamera
  • Speed, adalah berapa lama waktu yang digunakan kamera untuk menangkap gambar
  • ISO, adalah besar sensitifitas sensor kamera untuk mengkap cahaya yang masuk
  • White ballance. adalah temperatur warna pada gambar
  • Shuter. adalahtombol yang digunakan untuk mengambil gambar
  • Exposur adalah tingkat pencahayaan pada gambar. low exposur atau hig exposur
  • Auto focus, adalah fokus kemera yang diseting secara automatis oleh lensa kamera
  • Manual fokus adalah fokus kamera yang diseting secara manual pada lensa
  • Vibration reduction adalah fitur kamera yang berguna untuk mengurangi goyangan kamera saat mengambil gambar
  • focal lengt. adalah kedalaman jarak fokus antara objek dengan foreground dan background
  • Bracketing,adalah fitur kamera yang berfungsi untuk mengatur pengubahan eksposur kamera pada 2 kali pengambilan gambar atau lebih
  • High Dynamc Range, fitur kamera yang berguna untuk menggabungkan 2 buah exposur yang berbeda pada sebuah gambar dengan 2 kali pengambilan gambar atau lebih
  • Active D-Lighting adalah fitur kamera yang berguna untuk mengatur penchayaan gambar sehingga gambar terlihat lebih jelas 
  • metering. adalah pengaturan kamera untuk menentukan jenis exposur berdasarkan titik, atau area
  • flash compensation adalah  kompensasi kamera dalam memilih tingkat cahaya yang dikeluarkan lampu kamera berdasarkan keinginan si pemakai.
  • exposure compenstion adalah kompensasi kamera dalam memilih tingkat pencahayaan pada gambar berdasarkan keinginan si pemakai
Share: